Pada Senin malam, 21 Muharram 1435 H/ 25 November 2013, Lapangan Monas Jakarta penuh sesak dengan lautan manusia yang berpakaian serba putih-putih dan berjaket Majelis Rasulullah SAW. Gelombang ratusan ribu umat Islam datang dari berbagai pelosok tanah air dan luar negeri ke Monas Jakarta untuk menghadiri puncak acara Tabligh Akbar Majelis Rasulullah SAW yang bersama Guru Mulia Alhabib Umar bin Hafidz. Gema dzikir, sholawat, dan maulid serta lantunan al-Qur’an tiada henti-hentinya menggema mengguncang jagat raya. Tidak ketinggalan tausiah-tausiah yang dibawakan oleh para ulama, habaib dan kyai melengkapi puncak acara tabligh akbar. Terlebih lagi tausiah yang disampaikan oleh sang kekasih Allah dan Rasul-Nya, Alhabib Umar bin Hafidz. Dalam tausiahnya beliau menyampaikan bahwa sesungguhnya akhir hayat kita semua tergantung dari apa yang ada di dalam hati kita dan dari apa yang dilakukan oleh anggota tubuh kita. Kita sudah sering dikumpulkan bersama Habibana Munzir Almusawa sebelum beliau wafat. Ingatlah bahwa beliau tidaklah meninggal tapi hanya jasad beliau yang wafat sesuai janji Allah kepada Orang-orang yang sholeh. Ingatlah bahwa orang-orang yang berjaya karena dunia mereka akan menyesal akhirat karena telah menyia-nyiakan majelis-majelis mulia seperti malam ini, Allah senantiasa menatap apa yang tersembunyi didalam hati dan pikiran kita. Alhabib Umar bin Hafidz berpesan, sungguh nafsu dan syaitan lebih pantas untuk dilanggar daripada melanggar perintah Allah, semoga kita diwafatkan dalam keadaan taat kepada Allah, maka bersungguh-sungguhlah dalam munajat kepada Allah, bersihkanlah hati dan pikiranmu agar terhindar dari bujukan musuh-musuh Allah. Di saat kita mencintai ketaatan dan membenci kemaksiatan maka segala rencana orang-orang yg akan menghancurkan Islam akan musnah dengan sendirinya. Janganlah kita berdoa hanya untuk diri kita sendiri saja, maka perluaslah kepada saudara-saudara kita karena hal itu disukai Allah SWT. Keberkahan majelis ini akan membuka pintu Hidayah Allah kepada orang-orang yang nantinya akan masuk Islam karena majelis ini. Hanyalah Allah yang mampu membuat apa yang tidak mungkin menjadi mungkin. “Ketahuilah Laa ilaha illallah adalah ucapan paling afdhal yang pernah diucapkan oleh nabi-nabi sebelum Rasulullah, perbaharui iman kalian dengan selalu membaca kalimat Laa ilaha illallah. Ucapkan dengan penuh rasa khusyu’, tawaddhu’ dan pengharapan. Ini adalah cara dzikir para salaf terdahulu. Ajarkan ini pada keluarga, sahabat dan orang di sekitar kita agar diangkat segala adzab dan kesulitan kita serta derajat kita diangkat oleh Allah SWT”, lanjut Habib Umar bin Hafidz. Selanjutnya beliau meminta mengulurkan tangan kita, mengangkat tangan kita, meminta kepada Allah, mengemislah kepada-Nya. dan ucapkan “YAA ALLAH…YAA ALLAH…YAA ALLAH. Ya Allah, jangan Engkau putuskan harapan kami pada-Mu karena Engkau adalah Yang Maha Pendengar dan Maha Dermawan. Ya Allah, jangan Kau campakkan kami di hari kiamat. Ya Allah, pertemukanlah kami dengan kekasih kami Nabi Muhammad SAW di hari kiamat. Amiin..”
No responses yet