Oleh : KH. Abdul Aziz Affandy (Pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Huda)
Inti Uraian:
Taat kita tidak ada manfaatnya bagi Alloh. Begitupun maksiat kita tidak ada madaratnya bagi Alloh. Justru sebaliknya manfaat untuk kita dan madarat pun untuk kita.
Diantara kemanfaatannya menjadi amal baik untuk bekal di akhirat dan tercipta tatanan hidup kita di dunia. Di antara kemadharatannya yaitu menjadi dosa yang akan menerima siksaan di akhirat serta tiada ketenangan bersama dengan manusia di dunia.
Penjelasan: Para ulama kembali mengajak untuk menggunakan akal pikiran kita, yang dimaksud tiada lain kecuali tumbuh lahirnya sikap positif dalam melaksanakan perintah dan menghindar dari segala larangan Alloh.
Hal taat dan maksiat kita sudah pada mengetahuinya bahwa Alloh:
…فَإِنَّ ٱللَّهَ غَنِيٌّ عَنِ ٱلۡعَٰلَمِينَ
“…Sesungguhnya Alloh adalah Dzat yang Maha Kaya (tidak membutuhkan) kepada seluruh alam (makhluq)”. QS. Ali Imron 97
Alloh merupakan Dzat Maha Kaya, tidak membutuhkan dan tidak akan terpengaruh oleh makhluq-Nya. Beda dengan seorang makhluq yang kaya raya tapi butuh dan terpengaruh oleh makhluq lainnya. Alloh mempunyai sifat Irodat (Kehendak), Alloh mempunyai sifat Qudrot (Kuasa) Alloh yang berkehendak dan berkuasa, Alloh yang Maha Kuasa bisa memerintahkan kepada seluruh manusia yang berada di jagat raya untuk bertaqwa kepada-Nya. Sebagaimana firman-Nya:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ
“Wahai manusia! Kalian semua harus bertaqwa kepada Alloh dengan taqwa yang sesungguhnya, dan janganlah kalian mati kecuali dalam keadaan Islam”. QS. Ali Imron 102
Begitu pula Alloh berfirman dalam Al-Baqoroh 21:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱعۡبُدُواْ رَبَّكُمُ ٱلَّذِي خَلَقَكُمۡ وَٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ
“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa”
Bahwa kita diperintah Alloh untuk menyembah kepada-Nya, harus melaksanakan segala perintah-Nya. Di sisi lain Alloh Maha Kaya yang sama sakali tidak membutuhkan makhluq-Nya tapi Alloh memerintah kepada kita dalam bentuk-bentuk ibadah, bentuk-bentuk taat yang tidak ada manfaatnya bagi Alloh. Meski seluruh makhluq yang berada di alam dunia beriman kepada Alloh, beribadah kepada Alloh, bertaqwa kepada Alloh, taat kepada Alloh tidak akan menambah Kemuliaan dan Keagungan Alloh, bahkan Alloh yang memberi pahala bagi orang-orang yang taat kepada-Nya.
Alloh adalah Dzat Maha Kuasa yang telah menciptakan bumi dan langit beserta isinya memerintahkan kepada hamba-hambaNya untuk menghindari maksiyat. Di sisi lain Alloh Dzat yang tidak membutuhkan kepada makhluqNya tetapi melarang kepada hambaNya untuk melakukan bentuk-bentuk maksiyat yang padahal tidak ada madharatnya bagi Alloh karena meskipun seluruh makhluq maksiyat, menentang kepada Alloh, sedikitpun takkan mengurangi Kemuliaan dan Keagungan Alloh, tetapi Alloh yang akan memberi adzab bagi orang yang melakukan dosa. Maka dari sini sangat kelihatan orang yang awas mata hatinya, dia mendapatkan manfaat dari taat kepada Alloh untuk dijadikan bekal di akhirat serta terciptanya tatanan kehidupan di dunia, berkumpul damai bersama dengan makhluq, gemah ripah repeh rapih loh jinawi.
Berbeda dengan orang-orang buta hatinya yang tidak mendapatkan manfaat dari taat kepada Alloh tapi malah membuat kemadharatan bagi dirinya bahkan teman hidupnya adalah melakukan maksiyat yang menimbulkan datangnya adzab Alloh di akhirat, merusak tatanan kehidupan makhluq di dunia, diteundeun di kulon ngiruh, diteundeun di tengah ngubek, diteundeun di wetan ngabendung, dijieun pamikul bengkung, dijieun cemped meped”.
Wallohu a’lam bisshowab. Semogalah kita diberi hidayah serta taufiq untuk melakukan apa yang telah diperintahkan dan menjauhi apa yang telah dilarang Alloh SWT. Aamiin yaa Robbal ‘aalamiin.
No responses yet