ppm miftahul khoir bandung

Berzikirlah, karena hanya dengan berzikir kepada Allah hati menjadi tenteram. (QS Al-Ra`ad [13]:28)

Setiap orang yang mengaku dirinya beriman wajib berzikir kepada Allah. Bahkan, dalam beberapa ayat, Allah telah memerintahkan agar orang-orang yang beriman berzikir kepada Allah Swt.

Makna zikir adalah ingat. Ingat bahwa kita adalah makhluk ciptaan Allah, ingat bahwa kita adalah makhluk yang tidak berdaya dan tidak mampu berbuat apa-apa. Kita dapat hidup karena dihidupkan Allah dan kita bergerak karena digerakkan oleh Allah.

Cara Berzikir
Ada tiga cara dalam berzikir, antara lain:

  • Zikir dengan lisan (dzikir bi al-lisan), yaitu dengan mambaca:
    • Tasbih, yaitu membaca ” سُبْحَانَ اللّهُ ” (Maha Suci Allah) sambil dibarengi dengan pengakuan bahwa kita hanyalah manusia yang penuh dengan dosa.
    • Tahmid, yaitu membaca ” اَلْحَمْدُلِلّهِ ” (Segala puji hanya milik Allah) sambil dibarengi rasa syukur bahwa sekalipun kita berlumuran dosa, Allah senantiasa memberikan nikmat dan anugerah-Nya kepada kita, dan tidak pernah menurunkan azab kepada kita.
    • Takbir, yaitu membaca ” اَللّهُ اَكْبَرُ ” (Maha Besar Allah) sambil dibarengi dengan pengakuan bahwa kita hanyalah makhluk hina yang tidak memiliki apa-apa dan tidak bisa berbuat apa-apa.
    • Tahlil, yaitu membaca ” لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللّهُ ” (Tiada Tuhan selain Allah) kita tidak bermaksud apa-apa dalam menyembah-Nya, melainkan hanya untuk mempersembahkan diri kepada-Nya.
    • Hauqalah, yaitu membaca ” لاَ هَوْلَ وَلاَ قُوَّتَ اِلاَّبِاللّهِ ” (Tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah) dengan penuh pengakuan bahwa kita tidak mampu berbuat apa-apa dan tidak memiliki keterampilan apa pun. Kita bisa taat karena pertolongan-Nya, kita tidak bisa menghindarkan diri dari perbuatan maksiat seandainya tidak ada pertolongan-Nya.
    • Shalawat, karena ia merupakan bentuk pengagungan kepada Nabi Muhammad serta mengakui kenabian dan kerasulannya.
    • Istighfar, yaitu membaca ” اَ سْتَغْفِرُ اَللّهَ الْعَظِیْمَ ” (Aku mohon ampun kepada Allah yang Maha Agung) dengan perasaan yang tulus, kita bertobat dari segala dosa dan maksiat. Kita menyadari bahwa diri ini berlumuran dosa, sering berbuat maksiat, dan selalu durhaka kepada-Nya.
    • Berdoa, karena doa merupakan bentuk pengakuan terhadap kesalahan dan kehinaan diri sendiri. Doa mengisyaratkan bahwa kita membutuhkan rahmat dan pertolongan Allah.
    • Membaca Al-Quran. Tidak ada bacaan yang lebih baik daripada Al-Quran karena meskipun kita membaca dan tidak mengetahui maknanya, hal itu akan tetap bernilai ibadah.

     

  • Zikir dengan anggota badan (Dzikr bi al-arkan atau Dzikr bi al-abdan), yaitu dengan cara menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Atau kita melakukan ibadah, baik ibadah Mahdhah maupun Ghair Mahdhah.
  • Zikir dengan hati (Dzikr al-jinan), yaitu ingat kepada Allah, baik dengan cara Tafakkur maupun Tadzakkur.

Ketiga bentuk zikir tersebuat semuanya terkumpul dalam shalat karena dalam shalat terdapat zikir lisan, seperti bacaan tasbih, takbir, doa, dan shalawat. Disamping itu, terdapat pula zikir dengan anggota badan, seperti ruku`, sujud, berdiri, dan sebagainya. Dalam shalat pun terkandung zikir hati, yaitu pentingnya kehadiran hati dalam shalat sebagai bentuk kekhusyukan.

Manfaat Zikir
Apabila manusia sudah dapat berzikir kepada Allah, baik di setiap saat maupun di setiap tempat, ia akan mendapatkan jaminan dari Allah berupa:

  • Rahmat dan ganjaran. Firma Allah Swt.karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu mengingkari (nikmat-Ku) (QS Al-Baqarah [2]:152).

    Maksud ungkapan Adzkurkum (Aku ingat [pula] kepadamu ) adalah Allah akan mencurahkan rahmat dan ganjaran-Nya kepada kita, bukan Allah akan ingat kepada kita. Sebab, meskipun kita tidak pernah ingat kepada-Nya Allah tidak akan melupakan makhluk-makluk-Nya.

  • Kententeraman hati. Cita-cita manusia hidup di dunia ini adalah agar berbahagia. Adapun kebahagiaan itu timbul dari hati. Apabila hati tenteram, hidup kita akan bahagia. Sebaliknya, jika hati kita gundah dan banyak pikiran, tidak akan ada kebahagiaan karena ketenteraman jiwa itu lahir dari zikir kepada Allah.
  • Tidak akan ada orang yang menyakiti. Orang yang sudah dapat berzikir kepada Allah di setiap saat dan di mana saja, ia sudah bisa taat dan ibadah kepada Allah selamanya. Orang seperti ini bisa disebut wali Allah yang akan selalu mendapatkan jaminan perlindungan-Nya.
  • Mendapatkan sanjungan dari seluruh manusia dan makhluk Allah lainnya. Dalam sebuah hadis qudsi, Allah Swt. berfirman,
    Barang siapa yang berzikir kepada kami (dengan menyebut-nyebut nama-Ku) dihadapan manusia, pasti Kami akan memberikan rahmat kepadanya di hadapan makhluk yang lebih baik.
  • Doa dan keinginan akan dikabulkan. Oleh karena itu, agar kita diselamatkan, diberi pahala, dan segala keinginan kita diijabah, kita harus berzikir pada setiap waktu dan tempat. Orang yang tidak berzikir kepada Allah, hidupnya akan tergelincir dalam kesalahan dan akhlak yang tercela. Dalam hatinya, tidak ada rasa takut kepada Allah.

Orang yang tidak ingat kepada Allah hidupnya akan dipenuhi kebingungan, hatinya tidak akan tenteram, dan hidupnya akan menderita karena tujuan hidupnya hanyalah harta. Ia sama sekali tidak ingat saat-saat menghadap Allah, yaitu kematian. Adapun hasil yang ia peroleh tidak akan membuat hidupnya bahagia karena selalu merasa kurang dan kurang. Dan ketika ia tidak mendapatkan hasilnya, hatinya bersedih. Bahkan, Rasulullah Saw. bersabda,
“Manusia tidak akan merasa puas dengan harta yang telah dimilikinya, kecuali kematian telah menjemputnya.” []

Dikutip dari buku : La Tahzan (Innallaha Ma`ana) – KH. Choer Affandi hal 93-98

Categories:

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tweet oleh @mimkho_PPM
× Ada yang bisa kami bantu?