kepemimpinan ppm miftahul khoir bandung

Oleh : Ust. Choerudin, S.T.
Buletin Jumat Khoriul Kalam Edisi #6

Bagi Indonesia, tahun 2014 ini merupakan tahun yang penting. Penting karena menentukan nasib Indonesia, paling tidak untuk 5 tahun berikutnya. Keadaan penting ini tak hanya bagi Indonesia, melainkan juga bagi umat muslim Indonesia. Mengapa? Sebab Indonesia mayoritas beragama Islam. Sekali lagi, saya harus tekankan bahwa tahun 2014 ini menjadi penting karena kita akan menentukan nasib Indonesia dan nasib umat muslim beberapa tahun berikutnya melalui pemilihan presiden.

Beberapa pekan yang lalu, di Pesantren kami (Pondok Pesantren Mahasiswa Miftahul Khoir Bandung) telah berlangsung pemilihan rois (ketua) pengurus santri. Pada saat pengumuman rois yang terpilih, guru kami K.H. Anwar Nurul Yamin menyampaikan beberapa hal yang penting terkait pemilihan. Beliau menyampaikan bahwa urusan pilih-memilih bukan merupakan suatu urusan yang remeh, melainkan penting. “Kata Rasul, pergi ke suatu tempat saja, apabila lebih dari tiga orang, maka pilihlah salah satu menjadi amir (ketua)”, beliau menambahkan. Beliau mengambil contoh sederhana untuk menggambarkan bahwa sosok pemimpin itu penting, sehingga pemilihan pemimpin pun tentu merupakan sesuatu yang penting. Kemudian, Ustadz Anwar (begitulah kami menyapa beliau) menjelaskan tentang sistem pemilihan pemimpin dalam Islam. Beliau menyampaikan bahwa di dalam Islam, kedaulatan tertinggi adalah musyawaroh.

Bagi kami, para santri, sistem musyawaroh ini sudah dipraktikkan dalam pemilihan rois. Ustadz Anwar
menjelaskan dasar (dalil) mengapa musyawaroh seharusnya digunakan dalam pemilihan pemimpin. Beliau
menyampaikan bahwa dasar perintah musyawaroh terdapat di dalam Al-Qur’an yaitu surat Asy-Syu’aro ayat 36-38, menjelaskan tentang orang yang beriman.

Sistem pemilihan pemimpin di Indonesia sebetulnya sudah menggunakan musyawaroh, hanya saja orang-orang yang bermusyawaroh tidak menjalankannya dengan baik. Padahal keputusan yang diambil dalam musyawaroh itu menentukan bagaimana Indonesia dan umat muslim Indonesia kedepannya.Kalau kita melihat sejarah, umat muslim di dunia pernah sampai pada masa keemasan. Masa itu mulai terjadi ketika peralihan kepemimpinan dari Dinasti Umayyah kepada Dinasti ‘Abbasiyah. Lalu, mengapa Dinasti
‘Abbasiyah bisa mencapai puncak kejayaan? Kunci keberhasilan dalam kepemimpinan Dinasti ‘Abbasiyah
terletak pada orientasi kepemimpinannya. Ketika orientasi kepemimpinan Dinasti Umayyah adalah
penaklukan/perluasan wilayah, Dinasti ‘Abbasiyah justru mengalihkan minat kepada pengetahuan. Katakanlah dalam Bahasa kita bahwa umat muslim saat itu sudah merasa cukup dengan luas wilayah yang besar, sehingga yang dilakukan berikutnya adalah perbaikan kualitas.

Indonesia saat ini harus lebih mengarahkan diri kepada peningkatan kualitas. Lalu, kualitas apa yang harus ditingkatkan? Karena sudut pandang berikutnya adalah sebagai seorang muslim, maka saya akan menjawab bahwa kualitas yang harus ditingkatkan adalah kualitas keimanan.

Ketahuilah bahwa kemunduran Islam itu terjadi karena adanya perpecahan dan permusuhan internal
serta adanya korupsi. Bukankah perpecahan dan korupsi itu tanda tercerabutnya keimanan dalam diri
seseorang? .Maka, untuk saat ini, peningkatan kualitas keimanan adalah tugas bagi orang yang dipilih sebagai pemimpin maupun yang memilih. Saya meyakini bahwa semakin kualitas keimanan suatu negara itu bagus, Maka Allah semakin ridho atas negara itu, sehingga wajar kalau bonusnya adalah negara menjadi maju dan diberkahi.

Kesimpulannya bahwa jika kita tidak mungkin mengubah sistem pemilihan di Indonesia yang saat ini,
maka kita ubah saja apa yang kita bisa yaitu diri kita sendiri. Mengapa? Sebab kita bertanggung jawab atas Indonesia dan umat muslim.

Categories:

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tweet oleh @mimkho_PPM
× Ada yang bisa kami bantu?