ikhlas, husnudzon

Dua puluh empat jam yang diberikan Allah dalam sehari satu malam terkadang hanya sedikit yang kita gunakan untuk beribadah kepada Allah. Dalam sehari misalnya, kita kurangi delapan jam untuk istirahat, berarti masih ada 16 jam lagi untuk melakukan hal lainnya. Dikurangi shalat lima waktu @15 menit, jadi hanya 1 jam lebih 15 menit. Total yang tersisa tinggal 14 jam lebih 45 menit.

Pertanyaannya, kita gunakan untuk apa sisa waktu tersebut? Sibuk dengan ibadah kah? Atau menyia-yiakannya? Sering kita mengeluh kepada Tuhan, baru saja shalat dzuhur masuk lagi shalat ashar, barus juga shalat ashar eh datang lagi shalat magrib, baru juga sampai rumah dari kantor pas magrib eh datang lagi shalat isya. Tugas-tugas yang menumpuk mengharuskan kita begadang semalaman. Baru tidur sebentar, harus bangun lagi mendengar adzan subuh. Begitu sibuknya, berat ibadah kepada-Nya, malas jadinya, bagaimana cara merubahnya?

Hidup di dunia hanyalah sementara, tidak ada yang abadi kecuali Allah. Hidup juga sangatlah singkat. Maka, rugilah orang-orang yang tak mampu memaksimalkan waktunya dengan kabaikan-kebaikan. Memang, ada yang berkata bahwa hidup itu harus dinikmati, tapi harus tahu diri, sadar posisi, dan bercermin diri bahwa kita adalah mahluk Allah yang Maha Suci. Sebagai mahluk Allah kita harus taat kepada-Nya, jangan maksiat kepada-Nya, optimalkan waktu sebaik-baiknya dan jadikan setiap hembusan nafas adalah ibadah kita kepada-Nya.

Bagaimana caranya?
Tips ini hadir dari sabda Nabi Muhammad saw melalui sayyidna Umar bin Khatab ra, Ia mendengar rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya …” (Mutafaqqun ilahi).

Nah, sedikitnya kita telah menemukan cara simple bin gampang untuk menjadikan hidup kita selalu dalam ketaatan kepada Allah swt. Caranya adalah meniatkan seluruh aktifitas kebaikan kita semata-mata hanya mengharapkan ridho dari Allah swt. Dengan begini, aktifitas sepele yang kita lakukanpun bisa positif mengalirkan pahala bagi kita. Misalnya, kita mau pergi belajar, lalu kita niatkan karena Allah, lalu kita langkahkan kaki menuju tempat belajar karena Allah, maka langkah tersebut dihadapan Allah insyaAllah akan menjadi sebuah kebaikan. Mau makan, minum, tidur, dan lain sebagainya pun kalau diniatkan karena mencari ridho dari Allah akan mengalirkan pahala bagi diri kita. Jadi ngga ada alasan bagi kita untuk meninggalkan ibadah kepada-Nya karena sibuk atau alasan lainnya. Karena semua aktifitas sederhana sudah difasilitasi dengan niat ibadah. Allah dan Rasul-Nya sudah memberikan “Klue” nya, jadi manfaatkan deh niat dengan sebaik-baiknya.

Contoh niat, “Nawaitu …. Lillah”, kalau mau Indonesianya, “Saya Niat … karena mencari ridho allah swt.” Kemudahan yang diberikan Islam sungguh sangat indah. Yang biasa saja bisa jadi luar biasa. Yang sederhana bisa menjadi istimewa. Yang kecil bisa menjadi besar, yang besar bisa menjadi tambah besar. Allah.

Akhir dari tulisan ini, semoga kita semua ngga lupa untuk meniatkan aktifitas karena Allah, supaya dapat “plus” nya, tergapai ridho-Nya, Allah dan malaikat menyukainya, dan kita akan tersenyum jadinya. Jangan lupa, semoga membaca tulisan ini pun jadi ibadah. J

Sebab Allah dihatinya, Rasul menjadi panutannya, ibadah tiada henti-hentinya dan terakhir tergapailah jannah melalui ridho dari-Nya. Aamiin.

Buletin Jumat Khoriul Kalam Edisi #19
oleh : Wildan Fuady

Categories:

One response

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tweet oleh @mimkho_PPM
× Ada yang bisa kami bantu?