Saudaraku yang dirahmati Allah Swt, kita sering mendengar bahwa ilmu dengan iman itu ibaratkan pasangan serasi, saling melengkapi, berjalan beriringan juga tidak dapat berdiri sendiri. Karena jika salah satu diantaranya berdiri sendiri, akan menyebabkan kepincangan hidup. Mengapa bisa seperti itu? padahal Islam mengajarkan kita untuk hidup seimbang. Pastinya seimbang disini antara urusan yang bersifat duniawi dan akhirat.

Mu’adz bin Jabal ra mengatakan sebelum wafatnya, “Ilmu dan iman keberadaannya adalah orang yg mencari keduanya, akan mendapatkan keduanya”. Atsar ini sangat istimewa karena berasal dari salah satu sahabat Rasulullah Saw yang mulia dan juga alim. Ilmu dan iman adalah dua hal yang tidak semata-mata datang menghampiri diri kita yang selalu berdiam diri bermalas-malasan saja, karena tak ada kepastian keduanya akan melewati kita dalam sebuah kesempatan, kesempatan ketika hidup di duniapadahal manfaat keduanya sudah jelas.Ilmu menuntun seseorang kepada kebenaran dan iman meneguhkannya pada kebenaran.Ilmu menjadi sia-sia tanpa keimanan karena ketika seseorang berilmu dan dilandasi dengan keimanan pasti akan tunduk pada sang Maha Memiliki Ilmu, serta sadar bahwa ia akan membutuhkan ilmu yang harus selalu digali dan iman yang harus semakin diperkuat.

Allah menciptakan manusia berbeda dengan makhluk lainnya. Manusia diberikan akal supaya bisa berpikir, karena Allah menyuruh manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya. Banyak ayat Al Qur`an yang memerintahkan manusia untuk berpikir & menggunakan akalnya, karena semakin ia berpikir semakin mantap keyakinannya. Ibnu Sa`di berkata “Diantara sebab yang menumbuhkan keimanan dan mendorongnya adalah tafakur merenungi penciptaan langit dan bumi serta makhluk-makhluk yang ada di dalamnya. Merenungi penciptaan diri sendiri serta berbagai macam sifat yang ada didalamnya. Hal itu akan menguatkan iman. Karena Keajaiban makhluk-makhluk tersebut menunjukan kudrat dan keagungan penciptanya demikian pula keindahan, kerapian dan kekokohannya yang membuat kagum ulul albab (orang yang berakal), semua itu menunjukan keluasan ilmu Allah Swt dan keluasan hikmah-Nya.Berbagai macam manfaat dan nikmat yang sangat banyak tiada terhingga dan tiada terhitung, yang mana itu menunjukan keluasan rahmat Allah, ke Maha Pemurahan dan Kebaikan-Nya. Semua itu mendorong kita untuk mengagungkan pencipta dan pembuatnya, mendorong kita untuk mensyukuri dan selalu mengingat-Nya serta mengikhlaskan agama ini hanya untuk-Nya semata. Itulah ruh keimanan dan rahasianya” (Ibnu Qayyim Al-Jauziyah)

Islam dan Ilmu Pengetahuan itu mempunyai hubungan yang erat. Sebagai contoh konkret yang nyata adalah pembentukan alam semesta, yang sering kita mendengar dengan teori Big Bang. Padahal jauh sebelum teori itu dikemukakan, Allah Swt telah menjelaskan dalam bentuk wahyu kepada Nabi Muhammad Saw. Allah Swt menerangkan proses penciptaan alam semesta secara global dalam enam masa :

Katakanlah: “Sesungguhnya Patutkah kamu kafir kepada yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya? (yang bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam”. Dan Dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya. Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: “Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa”. Keduanya menjawab: “Kami datang dengan suka hati”.Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan yang Maha Perkasa lagi Maha mengetahui. (Q.S. Fussilat :9-12)

Dari ayat-ayat Al Qur`an tersebut kita bisa mengetahui bahwa pola pikir ilmiah itu hakikatnya bersumber dari Al-Quran. Jadi, kewajiban kita adalah terus belajar dan menuntut ilmu-ilmu tersebut agar kita semakin bertaqwa kepada Allah Swt. Misalnya dalam menuntut ilmu hendaknya dikaitkan dengan ilmu agama, InsyaAllah kita semakin dekatdan bertaqwa kepada-Nya. Aamiin

Banyak contoh seseorang yang berprestasi iman dan ilmu pengetahuan yakni ilmuwan-muslim pada abad pertengahan yang dapat menginspirasi kita karena mereka membuka kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan serta kemajuan peradaban dunia pada zamannya. Contoh ilmuwan muslim yang terkenal dalam berbagai bidang yang di tekuni yakni Ibnu Sina, Al-Khawarizmi, Asy-Syifa Al-Adawiyah dll. Mereka tentunya berprestasi dalam bidangnya masing-masing dengan dilandasi dan didasari keimanan dan ilmu. Intinya apapun bidang yang kita tekuni haruslah dilandasi keimanan sehingga ilmu yang kita peroleh mendapatkan ridho dan barokah dari Allah Swt. Untuk memotivasi kita, Imam Syafi`i pernah mengatakan “Wahai saudaraku, ada 6 syarat yang harus saya sampaikan kepada anda, agar anda harus menguasai ilmu, yaitu : 1) Memilki kecerdasan; 2) Memilki semangat; 3) Memiliki kesungguhan; 4) Memiliki bekal; 5) Bersama dengan pembimbing; 6) Memerlukan waktu yang lama.”

Wallahu ‘Alam Bisshawab
ditulis oleh : Siti Hizaziah

Categories:

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tweet oleh @mimkho_PPM
× Ada yang bisa kami bantu?