Pendidikan merupakan proses untuk mendewasakan seseorang, melatih dan membiasakan otak manusia agar terbiasa berfikir. Hal ini sangat urgen bagi laki-laki maupun perempuan, spesifikasi perempuan adalah seorang ibu yang akan membentuk suatu generasi. Mereka dituntut cerdas memimpin anak-anak mereka, dan mampu meng-handle segala urusan rumah tangga dari ekonomi sampai cara mendidik anak-anak berkualitas. Akan tetapi tentu ada batasa-batasan bagi seorang perempuan agar tidak melenceng dari standar syari’ah, diantaranya :
1. Keluar dengan seizin orang tua atau suaminya bagi yang bersuami, sabda Rosul saw:
ولا تخرج من بيته إلا بإذنه ، فإن فعلت لعنتها الملائكة : ملائكة الغضب ، وملائكة الرحمة ، حتى تتوب ، أو تراجع
“Jangan keluar dari rumahnya kecuali dengan seizinnya, (orang tua atau izin suaminya), dan ketika melakukan ini tanpa seizinnya (suami atau orang tua ) maka akan mendapatkan laknat malaikat (malaikat pemarah, dan malaikat rohmah) sampai dia bertaubat, atau kembali ke rumahnya.”
2. Tidak ikhthilath (bercampur) dengan laki-laki ketika sudah mencapai dewasa atau baligh. Boleh berkumpul dalam satu ruangan dengan syarat memakai penghalang seperti satir atau duduk dibelakang laki-laki, dan sebisa mungkin harus bisa menjaga diri agar tidak terjerumus dalam ma’siat.
3. Memakai pakaian menurut syara’ (menutup aurat dan tidak ketat).
Dan Allah swt berfirman :
{ ياأَيُّهَا النَّبِيُّ قُل لأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَآءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلاَبِيبِهِنَّ ذالِكَ أَدْنَى أَن يُعْرَفْنَ فَلاَ يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُوراً رَّحِيماً [الأحزاب:59
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Adapun penampilan yang sesuai dengan muslimah adalah,
• Tidak bermewah-mewahan agar tidak menimbulkan fitnah :
وَلاَ تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الأُولَى
“dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu”
• Memakai minyak ala kadarnya. Diriwayatkan dari Imam Nasai:
أيما امرأة استعطرت فمرت بقوم ليجدوا ريحها فهي زانية
Hadis ini menunjukkan diperbolehkanya wanita memakai parfum asalkan tidak berlebih-lebihan.
4. Menjaga perilaku serta adab sebagai seorang wanita, seperti tidak berkata kasar, berjalan dengan halus sesuai etika islam.
5. Tidak meninggalkan kewajibannya ketika keluar rumah seperti menelantarkan anak-anaknya dan semua hal yang menyebabkan madlarat bagi anak-anaknya.
6. Mengamalkan ilmu yang didapatkanya untuk keluarga dan masyarakat sekitarnya.
Tidak ada halangan wanita berpendidikan tinggi, sebab orang bodoh adalah orang yang berhenti belajar, dan merasa dirinya sudah pintar. Islam selalu mengajarkan agar kita selalu berfikir dan tidak berhenti dari membaca dan menuntut ilmu. Ilmu tidak didapat di bangku sekolah formal, namun ilmu itu bisa kita selami di manapun kita berada, dan waktu tidak menjadi halangan bagi seorang wanita untuk belajar. Terkadang sering kita beranggapan bahwa pernikahan akan menghambat pendidikan, padahal semua itu kembali pada individu masing-masing.
Seorang ibu di globalisasi ini tidak boleh ketinggalan zaman, mereka harus mampu mengikuti arus perkembangan agar mampu mendidik anak dan menjadi teladan bagi mereka. Jangan sampai seorang ibu dianggap jadul, kolot dan kelihatan bodoh di depan anak-anaknya, karena hal ini akan memudahkan anak meremehkan ibunya. Jadilah ibu sekaligus psikiater, untuk mencurahankan segala keluh kesah dan tempat untuk mendapatkan solusi yang tepat ketika mereka menghadapi masalah dalam kehidupan. Berbagai macam propaganda, tuduhan atau syubhat yang menyatakan “wanita tidak perlu sekolah tinggi-tinggi, ditakutkan para lelaki semakin menjauh atau minder”.
Lelaki cenderung berfikiran bahwa dirinya harus lebih pintar, kaya, mapan dan berpendidikan lebih tinggi. Ini tidak lain hanya sikap kekanak-kanakan dari pria yang merasa lebih dibandingkan yang lain. Beberapa hal yang harus diperhatikan seorang laki-laki dalam memilih pasangan: sebab agama, keturunan, harta dan kecantikannya, serta yang paling utama adalah akhlaq dan ilmunya karena kelak dia yang akan mendidik anak-anak dengan kecerdasannya membangun pemuda masa depan yang dibanggakan. Hakikatnya hidup perempuan tidak lain adalah menjadi istri dan ibu yang membangun keluarga.
Dan seharusnya sebagai seorang laki-laki sadar, bahwa kecerdasan wanita untuk dirinya dan anak-anaknya. Di saat problem keluarga menimpanya, istri mampu menjadi sandaran dan penguat dikala rapuh, bertukar pikiran dan saling melengkapi satu sama lain. Istri yang faham akan syari’ah islam ia tidak akan membangkang atau bahkan melawan suaminya karena ia mengetahui bagaimana agama islam mengatur kehidupan keluarga agar tercipta keharmonisan hidup. Kecerdasan perempuan menjadikan motivasi bagi kaum adam untuk lebih berpendidikan dan lebih pintar daripada istrinya. Bukan mengedepankan sikap gengsi, yang tidak lain timbul dari pemikiran yang sempit.
Wahai saudara muslimah, jangan pernah takut untuk terus menuntut ilmu sampai jenjang tertinggi. Dan jangan jadikan halangan takut mendapatkan pasangan hidup (suami). Allah telah menggariskan perjodohan seseorang, dan jikalau memang berjodoh tidak akan lari. Wanita baik akan mendapatkan laki-laki baik pula, jangan pernah khawatir sebab ini adalah janji Allah terhadap orang sabar dan menyandarkan segala urusan kepada Allah.
Terkadang keluarga mengkhawatirkan anak perempuanya pergi jauh untuk menuntut ilmu apalagi sampai ke luar negeri, sebenarnya mereka terlalu takut jika terjadi sesuatu yang membahayakan diri seorang anak. Khawatir merupakan hal yang wajar, karena mereka tidak ingin putrinya celaka, akan tetapi jangan terlalu berlebihan sebab justru akan menghalang-halangi cita-cita mereka. Sebagai orang tua harus tahu bagaimana kondisi putrinya?! Dan yakin jika putrinya bisa hidup jauh tanpa keluarga.
Perempuan menuntut ilmu diperbolehkan di mana saja mereka berada, walaupun harus menyebrangi benua, seperti sabda Rosulullah saw: اطلب العلم ولو بالصين “carilah ilmu walaupun sampai ke negeri Cina.” Di sini jelaslah kebolehkan menuntut ilmu ke luar negeri, asal memenuhi syarat-syarat. Di antaranya yaitu adanya mahrom yang mampu melindunginya, atau adanya kepastian bahwa di tempat belajarnya tidak bercampur dengan laki-laki yang bukan mahrom.
Propaganda, atau tuduhan yang ke-2 yaitu mereka menyatakan bahwa ketika perempuan telah berkluarga dan tetap eksis menuntut ilmu maka dikhawatirkan akan mengancam keharmonisan rumah tangga. Pernyataan seperti ini tidak benar, realitanya banyak perempuan melanjutkan pendidikan setelah menikah, bahkan menjadikan mereka lebih semangat sebab ia adalah teladan bagi anak-anaknya. Dengan demikian yang mengganggu keharomonisan keluarga adalah ketika seorang istri tidak mampu mengatur waktu sebaik mungkin hingga mengabaikan kewajibannya atau mungkin menjadikannya tidak patuh pada perintah suaminya.
Belajar hukumnya wajib baik laki-laki maupun perempuan, sebab belajar merupakan proses bercocok tanam di dunia agar meraih kebahagian di dunia dan akhirat. Rosulullah telah menjelaskan kewajiban ini di beberapa hadist diantaranya diriwayatkan dari Annas:
قال الرسول صلى الله عليه وسلم : طلب العلم فريضة على كل مسلم
Rasulullah saw bersabda: menuntut ilmu itu wajib bagi setiap orang muslim.
Rosulullah saw sangat menjunjung tinggi kaum hawa, tidak ada sikap diskriminasi antara laki-laki dan perempuan. Beliau begitu lembut dan sabar mendidik istri dan putri-putrinya serta tidak sungkan menjelaskan perkara yang dialami wanita, seperti haid, nifas dan sesucinya. Para shohabiyat juga berbondong-bondong ingin belajar langsung dengan beliau, karena beliaulah sumber syari’ah islam. Setelah Rasulullah saw wafat Aisyah ra mengajarkan berbagai ilmu yang ia dapat dari Rosulullah. Maka tidak ada halangan bagi seorang perempuan untuk terus belajar. Dalam hadis disebutkan:
ُ
طْلُب ِاْلعِلْم َمِنَ اْلمَهْد ِإِلَى اللَّهْـدِ
“tuntutlah ilmu sejak masih dalam ayunan hingga masuk ke liang lahat.”
Wallahu a’lam bissowab, semoga bermanfaat!
(Tulisan ini dikutip dari kajian keputrian oleh Mahasiswi Al Ahgaff, yang disusun oleh: Umi Lailatul Maimunah)
No responses yet