ikhlas, husnudzon

Buletin Jumat Khoriul Kalam Edisi #11
oleh : Fauzi Noerwenda

Allah menghadirkan cahaya hidayah kepada setiap hamba-Nya dengan berbagai macam cara. Berbagai macam media kebaikan hadir sebagai upaya untuk menebarkan kebaikan pada banyak orang. Tinggal bagaimana kita “peka” untuk meraih cahaya tersebut.  Hadirnya tulisan ini pun merupakan salah satu bentuk cara Allah agar kita bisa mendapatkan hikmah untuk kehidupan. Semoga saja setiap kata-kata yang dibaca akan diproses oleh pikiran sehingga menghasilkan sebuah makna yang dalam, sebuah makna yang akan mampu membuat kita lebih mencintai Sang Pemiliki Cinta, Allah SWT. Aamiin.

Sungguh Allah sangat sayang pada setiap hamba-Nya. Apapun yang kita minta Allah kabulkan. Bahkan hal yang kita tidak pinta pun tetap Allah beri. Lebih ekstrim lagi, orang yang tidak taat pun tetap Allah berikan keinginannya. Apa lagi yang kurang dari kasih sayang Allah? Sejujurnya kita tak akan sanggup untuk membalas setiap kebaikan yang Allah berikan. Maka mulailah dengan menjadi pribadi yang mampu taat akan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Sebentar lagi kita akan kedatangan bulan yang agung, bulan yang sangat kita rindukan, yakni bulan suci “Ramadhan”.

Tak terasa gaung ramadhan semakin dekat. Hanya tinggal beberapa minggu lagi kita akan sampai pada bulan yang sangat agung yaitu bulan suci ramadhan. Seolah merasakan kerinduan yang mendalam, segala persiapan pun dilakukan untuk menyambut tamu yang agung tersebut. Hanya saja masih ada yang melupakan keagungan bulan sebelum tibanya ramadhan. Setelah rajab terlewati, Alhamdulillah kini kita sudah masuk ke bulan sya’ban. Bulan sya’ban merupakan salah satu bulan yang mulia. Namun, masih ada saja orang yang melupakan keagungan bulan sya’ban.

Suatu waktu sahabat Usamah bin Zaid bertanya kepada Rasulullah SAW : “Wahai Rasulullah, aku tidak pernah melihatmu memperbanyak berpuasa (selain Ramadhan) kecuali pada bulan Sya’ban? Rasulullah SAW. menjawab: “Itu bulan dimana manusia banyak melupakannya, yaitu antara Rajab dan Ramadhan. Di bulan itu segala perbuatan dan amal baik diangkat ke Tuhan semesta alam, maka aku ingin ketika amalku diangkat, aku dalam keadaan puasa”. (HR. Abu Dawud dan Nasa’i).

Dalam Riwayat Imam Bukhari dan Muslim, Sayyidah Aisyah r.a. berkata: “Aku belum pernah melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menyempurnakan shaum selama satu bulan penuh kecuali pada bulan Ramadhan, dan aku belum pernah melihat beliau memperbanyak shaum dalam satu bulan kecuali pada bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari No. 1833, Muslim No. 1956).

Malu rasanya, jika kita menyambut ramadhan namun dengan penuh kekotoran. Tak ada kata terlambat untuk memperbaiki diri. Maka, mari kita jadikan momen bulan sya’ban ini untuk bertaubat. Jika selama ini ibadah masih malas-malasan, mari kita tingkatkan ibadah kita. Jika selama ini masih enggan untuk berbuat kebaikan, mari sama-sama menebar kebaikan walau hanya dengan senyuman. Allah sangat menyukai hamba yang bertobat. Bukankah Allah sudah sangat mencintai kita? Lalu mana balasan cinta kita?

Tak ada yang tahu kapan kita berakhir dimuka bumi ini. Umur memang rahasia Allah semata. Seandainya Allah memanggil kita selesai sholat jum’at ini, apakah kita sudah siap? Apakah bekal kita sudah cukup? Hati kecil kita pasti tahu jawabannya. Jikalau hati masih resah dan hidup selalu gelisah, maka sudah waktunya kita kembali pada Sang Pemiliki Hati yaitu Allah. Mari kita niatkan untuk benar-benar bertobat. Mari kita sama-sama meraih cinta-Nya di bulan sya’ban ini.

Kebahagiaan hanyalah milik orang-orang yang memang berusaha untuk berbahagia. Kebahagiaan pun sederhana. Kebahagiaan akan hadir tatkala hati kita sudah terpaut dengan Allah. Maka dengan itu hidup akan penuh kedamaian dan penuh cinta. Untuk itu mari kita agungkan bulan sya’ban dengan bertaubat untuk meraih cinta-Nya. Sehingga harapan kita agar menjadi pribadi yang penuh cinta akan terwujud sehingga siap menyambut bulan yang penuh cinta yakni bulan suci ramadhan.

Semoga tulisan penuh cinta ini menjadi buah cinta bagi para pembaca dan kata-kata cinta ini tersimpan dalam memori sebagai sebuah kebaikan dan mampu menjadi pengingat untuk terus memperbaiki diri menjadi insan yang penuh cinta. Aamiin. Wallahua’lam bisshawab

Categories:

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tweet oleh @mimkho_PPM
× Ada yang bisa kami bantu?